KOTA BANDUNG, Senin (19/08/2024), PatroliSidakNews - Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Ono Surono menyoroti dinamika politik yang selalu berubah di Jawa Barat, baik pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) saat ini maupun pada Pilkada sebelumnya.
Ono menyebutkan bahwa perubahan dinamika politik sudah menjadi hal yang biasa di wilayah tersebut.
Dia mencontohkan kemunculan tokoh-tokoh politik dari PDIP seperti Agum Gumelar dan Rieke Diah Pitaloka, serta dinamika di tahun 2018 di mana masyarakat Jabar sempat memperkirakan bahwa PDIP akan mengusung Ridwan Kamil, namun pada akhirnya diusung TB Hasanuddin.
Menurut dia, saat ini dinamika politik di Jabar juga tetap terlihat, terutama dengan hadirnya beberapa figur yang bersaing untuk dicalonkan sebagai Gubernur Jawa Barat.
“Misalnya Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi, keduanya memiliki keinginan untuk dicalonkan sebagai Gubernur Jawa Barat. Walaupun saat ini Ridwan Kamil terlihat lebih fokus di DKI Jakarta, sementara Dedi Mulyadi di Jawa Barat, situasi ini menunjukkan betapa dinamisnya politik di Jawa Barat,” kata Ono Surono, Senin (19/8).
Ono juga membandingkan situasi di Jabar dengan provinsi lain seperti Jawa Tengah, di mana PDIP tidak dapat mengusung calon sendiri dan harus berkoalisi dengan partai lain.
“Di Jawa Tengah, kita melihat dinamika serupa dengan adanya Kapolda, Kaesang, dan Sudaryono. Ada wacana-wacana mengenai penempatan mereka di berbagai posisi seperti Wamen atau kementerian, dan ini semua sangat menarik bagi saya,” kata dia.
Menanggapi situasi politik yang dinamis ini, Ono menjelaskan bahwa PDIP memiliki berbagai skenario untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
Mulai dari skenario terbaik, sedang bahkan skenario terburuk.
“Kami sudah berkomunikasi dengan beberapa partai, seperti Gerindra di Jawa Barat melalui Pak Taufik Hidayat, dan Golkar yang juga sedang menunggu keputusan DPP Partai Golkar. Kami juga membuka komunikasi dengan Bima Arya dan partai-partai di luar Koalisi Indonesia Maju, seperti PPP, PKS, Nasdem, dan PKB,” kata dia.
PDIP juga menyiapkan skenario terburuk jika diperlukan. Sehingga fleksibel dalam menghadapi berbagai skenario. Apakah PDIP akan berada di posisi nomor 1 atau nomor 2.
“PDIP tetap berkomitmen untuk memberikan kontribusi maksimal bagi rakyat dan negara,” pungkasnya. (*)