Bali Berkabar
Oktober 30, 2024
(P S N) Patrolisidaknews. Com
Sumut -| Diduga korupsi dana pendidikan, Oknum BRI Unit Tabuyung melakukan penggelapan Dana Bantuan dari Program Indonesia Pintar (PIP). Hal ini terungkap setelah sejumlah wali murid di dampingi Tim KPK RI Mandailing Natal (Madina) melakukan pengecekan data siswa penerima bantuan PIP, Selasa, (30/10/2024).
Program PIP memberikan bantuan uang tunai untuk memperluas akses pendidikan dan memberikan kesempatan belajar kepada siswa yang berasal dari keluarga miskin atau rentan miskin. Tujuan dari program ini adalah mencegah siswa dari risiko putus sekolah dan memotivasi mereka untuk terus melanjutkan pendidikannya.
Namun, sangat memalukan masih banyak oknum yang memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkaya diri sendiri.
Kasus ini berawal dari informasi orang tua siswa atau wali murid penerima dana bantuan PIP. Dugaan penggelapan diketahui terjadi di SD dan SMP Kec.Muara Batang Gadis (MBG) Kabupaten Madina Sumatra Utara. Dan kasus ini kini tengah menjadi perbincangan para orang tua siswa.
Dari hasil investigasi intelejen KPK RI Madina Arjun siregar bersama anggotanya saat turun kelapangan mengatakan," Banyak ditemukan kejanggalan pelaksanaan pembagian bantuan dana PIP ini, baik di SD maupun di SMP kec. muara Batang gadis.
"pada saat investigasi langsung kemasarakat, banyak pengakuan masyarakat yang mendapat batuan PIP yang tidak di salurkan ke murid, padahal sudah jelas di data murid terdaftar sebagai penerima bantuan, dan buku tabungan juga ada, tapi uang kosong nihil. Atas kejanggalan dan pengakuan dari masyarakat tersebut, Tim KPK RI Madina langsung menjumpai pihak sekolah dan konfirmasi kepada kepala sekolah".
"Salah satu kepala sekolah yang berada di Kec.MBG mengatakan kami tidak ada mengambil uang itu pak, dan Buku tabungan juga kami tidak memegang nya. Coba Bapak Tanyakan ke Bank," jawabnya.
Dari hasil informasi tersebut, Tim KPK RI Madina langsung menuju ke Bank BRI Unit Tabuyung Kec.MBG dan langsung menjumpai pimpinan Bank. Pada saat ditanya pimpinan BRI langsung marah, dan mengatakan ini bukan urusanmu.
Selajutnya Tim KPK RI mewawancarai salah seorang murid yang turut bersama Tim, sebut saja IR mengatakan, pihak Bank BRI memanggil orang tua murid untuk datang ke kantor cabang BRI yang berada di Tabuyung. Sesampainya di lokasi Kantor Cabang BRI Tabuyung kami dibawa ke ruangan pimpinan. Selajutnya pihak pimpinan Bank mengatakan agar murid mengaku bahwa uang tersebut sudah diterima dan sudah di Tandatangani. Media mengkomper ma pinpina unit BRI tabuyung talok LSM dan Wartawan ingak ada urusan kalian disini
Setelah mereka keluar dari ruangan, pimpinan memperlihatkan tanda tangan murid ke anggota Intelejen KPK RI Madina, bahwa uang sudah di terima terbukti dengan adanya tandatangannya, padahal Ia mengaku," Itu Bukan Tanda tanganku," jawabnya kepada anggota KPK RI madina.
Dari hasil Investigasi jumaat tersebut, Tim KPK RI Dan Tamperak Madina Madina akan segera mendatangi Polres Mandailing Natal untuk tindakan lebih lanjut, dan akan membuat laporan agar Polres Madina dapat segera melakukan penelusuran dugaan tersebut.(tim)